‘Karena ini adalah kesalahanku’,


Gold morning,
Li Ka-shing, konglomerat asal Hong Kong yang juga pernah menjadi orang terkaya di Asia, pernah mengalami musibah pada tahun 1996 dimana putra tertuanya, Victor Li, diculik oleh gangster Hong Kong bernama Cheung Tze-keung, yang kemudian meminta uang tebusan senilai HK$ 2 milyar. Alih-alih menghubungi polisi, Mr. Li justru memenuhi tuntutan si penculik dengan memberikan uang tebusan seperti yang diminta.
Mr. Li bertemu dengan Cheung dirumahnya, ‘Aku hanya memegang uang tunai sebesar HK$ 1 milyar. Kalau kau mau, aku bisa pergi ke bank dan mengambil sisanya.’
Setelah berdiskusi dengan teman-temannya, Cheung memutuskan untuk menerima uang HK$ 1 milyar itu saja (setara Rp1.7 trilyun). Sebelum Cheung beranjak pergi, Mr. Li berkata sekali lagi, ‘Kau telah memperoleh sejumlah uang yang lebih dari cukup untuk kau habiskan hingga sisa hidupmu. Selagi masih ada kesempatan, sebaiknya kau pergi jauh dan jangan pernah kembali lagi, carilah pekerjaan yang jujur dan jadilah orang yang baik.’
Mr. Li melanjutkan, ‘Sebab jika kau berbuat seperti ini lagi, maka tidak akan ada seorangpun yang bisa menolongmu.’
Cheung, keheranan, bertanya, ‘Bagaimana Anda bisa tetap bersikap tenang? Padahal putra Anda diculik, dan Anda baru saja kehilangan HK$ 1 milyar.’
‘Karena ini adalah kesalahanku’, Mr. Li menjawab. ‘Aku adalah seorang tokoh yang cukup terpandang di Hong Kong, sehingga bisa dengan mudah menjadi sasaran kejahatan, namun aku tidak berhati-hati. Ini akan menjadi pelajaran bagiku untuk lebih menjaga diri, dan juga keluargaku.’
Cheung, terpukau dengan jawaban Mr. Li, kemudian pamit baik-baik dan pergi, dan tak lama kemudian Victor Li kembali dengan selamat. Namun sayangnya Cheung tidak bisa melakukan apa yang disarankan oleh Mr. Li. Hanya beberapa bulan kemudian, Cheung kembali menculik tokoh-tokoh penting di Hong Kong dan juga mainland China untuk memperoleh uang tebusan. Hingga akhirnya pada tahun 1998 ia ditangkap di Guangdong, China, dan dijatuhi hukuman mati.
-------------
Ketika tahun 2006/7 semua asset saya hilang karena disita bank, bisnis habis bahkan minus 5 Milyar, saya kemudian meng-evaluasi diri. Saya tidak sibuk menyalahkan orang lain, bank atau apapun. Yang salah saya, tidak bisa dan tidak mampu mengelola keuangan dan pinjaman. Ahirnya setelah menemukan kesalahan sendiri, maka saya melakukan inteopeksi dan memperbaikinya, sehingga Alhamdulillah bisa keluar dari kesulitan dalam waktu yang relatif pendek.
Manusia memang cenderung untuk menyalahkan orang lain, keadaan atau apapun diluar dirinya, tapi jika itu dilakukan maka anda akan merasa nyaman (karena bukan salah anda) dan ketika itu terjadi, maka anda tidak akan melakukan apa-apa, do nothing. Itu sebabnya banyak orang tidak beranjak dari posisi terpuruknya.
Lebih baik sibuk memperbaiki diri daripada sibuk menyalahkan yg lain. Sebuah renungan dari pengalaman pribadi, mudah-mudahan bermanfaat...
#AffiliateLIFE
catatan suhu Rully Kustandar

Postingan populer dari blog ini

Tipe - tipe Pembelajar : Analogi Gelas

MENEMUKAN HARTA KARUN PUSAKA TERPENDAM

"FISIOGNOMI CINA (BENTUK WAJAH BERDASARKAN 5 ELEMEN)"