Tipe - tipe Pembelajar : Analogi Gelas

Tipe - tipe Pembelajar : Analogi Gelas

Menuntut Ilmu merupakan kewajiban manusia sejak lahir hingga keliang lahat. Orang yang menuntut ilmu akan dinaikan derajatnya oleh Tuhan beberapa kali lipat. Bahkan menuntut ilmu itu merupakan kewajiban bagi setiap orang, entah itu laki-laki maupun perempuan. Begitulah beberapa kalimat tentang kewajiban menuntut ilmu yang saya sadur dari beberapa literasi hadist dan firman Illahi. Hal tersebut menunjukan betapa besarnya urgensi menuntut ilmu jika ditinjau dari sudut agama. Dan jika dari segi manfaat langsung? Sudah jangan ditanya lagi,....
Namun nyatanya dalam kegiatan menuntut ilmu, kita sering kali dihadapkan pada berbagai keadaan yang menjadi penunjang atau malah menghambat kita dalam menerima ilmu. Pada umumnya keadaan tersebut ditunjang berdasarkan karakter masing-masing sipenerima ilmu. Walau ada juga faktor-faktor lain seperti situasi, kondisi, dan lain sebagainya. Berbagai tipe karakter dalam menerima ilmu tersebut akan saya paparkan dalam artikel ini dengan analogi gelas.
Mengapa menganalogikan dengan gelas? Gelas dapat diibaratkan dengan kondisi kita, dimana ruang yang ada dalam gelas dapat merepresentasikan kemampuan memori yang kita miliki untuk menyimpan ilmu yang didapat. Dan air dapat direpresentasikan sebagai ilmu yang kita peroleh. Berikut pemaparan tipe-tipe pembelajar tersebut :

TIPE GELAS KOSONG
Tipe ini diibaratkan kepada mereka yang siap menerima ilmu secara penuh saat kegiatan pembelajaran secara terbuka dan sukarela. Entah mereka itu orang yang sudah ekspert atau belum dalam bidang tersebut, mereka tetap sukarela menampung apapun masukan dan ilmu yang didapat dari mentor / gurunya terkait hal yang dipelajarinya. Bagaikan gelas kosong yang siap diisi air apapun, dari manapun.

TIPE GELAS PENUH
Tipe ini diibaratkan kepada mereka yang enggan menerima ilmu dari suatu kegiatan pembelajaran, dikarenakan rasa diri yang sudah lebih pintar dan lebih hebat. Ketika diberikan suatu hal baru, mereka menanggapinya dengan skeptis, atau hanya sedikit menerimanya karena ilmu yang dimilikinya dirasa sudah lebih mumpuni. Seperti halnya gelas penuh yang kemudian dituangkan air, pasti kebanyakan akan meluber tumpah dan sisanya akan bercampur sedikit.

TIPE GELAS BERPENUTUP
Tipe ini diibaratkan kepada mereka yang menolak suatu pembelajaran dan benar-benar menutup diri dari suatu hal yang baru, entah dikarenakan mereka sudah ‘terisi’ atau belum. Biasanya ini direpresentasikan kepada seseorang yang malas untuk menuntut ilmu atau menuntut ilmu dengan penuh keterpaksaan sehingga tidak mengikuti kegiatan pembelajaran dengan baik.

TIPE GELAS PECAH/TANPA GELAS
Tipe ini diibaratkan kepada mereka yang sama sekali tidak siap menerima pelajaran. Fisik mereka ada di tempat belajar, tetapi pikiran mereka terkesan entah dimana. Biasanya ini direpresentasikan kepada orang yang tidak konsentrasi dalam kegiatan pembelajaran atau orang yang berpikiran kosong ketika menerima pelajaran. Seperti air yang dituangkan kedalam gelas pecah yang sudah hancur lebur, bahkan seperti air yang ditumpahkan tanpa gelas. Meluber tanpa ada media yang mewadahinya.

TIPE GELAS ERLENMEYER
Tipe ini diibaratkan kepada mereka yang cenderung kesulitan dalam menerima materi yang disampaikan, bukan kesulitan berdasarkan motivasi, tetapi kesulitan yang berdasarkan teknis. Semisal pelupa, sulit menangkap, dll. Hal ini seperti air yang dituangkan kedalam pipet yang memiliki lubang yang jauh lebih kecil dapiada gelas, walaupun volumenya sama. Untuk mengantisipasinya diperlukan ‘corong’ untuk membantu penuangan air agar lebih mudah.

TIPE GELAS BOCOR
Tipe ini diibaratkan kepada mereka yang cenderung mudah lupa ketika mendapatkan suatu materi pembelajaran. Seperti gelas bocor yang airnya akan terus berkurang. Solusi dari hal ini adalah diperlukannya ‘penambal’, yang dalam hal ini adalah media-media pengingat semisal catatan atau hal lain yang dapat membantu dalam menjaga daya ingat.

TIPE GELAS KOSONG BERPENYARING
Nah, tipe ini merupakan tipe yang paling recomended menurut saya. Diibaratkan kepada mereka yang siap menerima ilmu secara penuh saat kegiatan pembelajaran secara terbuka dan sukarela, tetapi memiliki filter untuk menyerap mana yang baik dan menyaring mana yang kurang baik untuk berikutnya. Karena memang setiap orang tidak ada yang sempurna, dan tugas kita adalah mengambil kebaikan dari setiap orang dan membuang kekurangannya. Seperti gelas yang berpenyaring, ketika dituangkan teh maka akan akan dapat menampung air yang jernih dan membuang ampas-ampasnya.
Yap, itulah beberapa penganalogian tipe-tipe pembelajar yang saya klasifikasikan berdasarkan analogi gelas. Semoga Artikel ini bermanfaat bagi semua yang membacanya, dan dapat menginspirasi terhadap semua orang yang dikehendakiNya. Teruslah belajar dari apapun dan siapapun, teruslah ambil ilmu yang positif dari manapun sumbernya.

Postingan populer dari blog ini

"FISIOGNOMI CINA (BENTUK WAJAH BERDASARKAN 5 ELEMEN)"

Rahasia Sukses Dunia-Akhirat ala Abdurrahman bin Auf