Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2018

Mengapa Bisa Seperti Itu ?

Gambar
Sebuah dilema yang dimana kita sudah  merencanakan atau mengharapkan bahkan sudah bertindak dengan sepenuh hati dan perhitungan matang, akan tetapi kita tidak  mendapatkan  apa yang benar-benar kita inginkan. Pertanyaannya Sekarang :  Mengapa Bisa Seperti Itu , yaitu : Ini percis dengan apa yang diibaratkan, mendaki gunung sudah sangat well-plan ehhh.. ternyata setelah sampai dipertengahan jalan menuju puncak baru sadar bahwa salah gunung. Kesalahan dan apa obatnya adalah : Goal yang Tidak Jelas.  Obatnya :  Karena kejelasan adalah Kekuatan maka dari itu buat goal Anda sejelas mungkin. Dengan Spesifik, Positif, Tertulis dan Menarik Belajar dari yang Terbaik.  Mungkin kita sudah belajar ikut seminar dll. Tapi, apakah sudah benar sumber pembelajarannya?  Obatnya : Carilah dan Belajarlah kepada orang-orang yang terbaik, indikatornya adalah Sudah sukses Tidak Merasa Layak.  Sering kali, tidak semua loh yah. Kita sudah yakin kalau ini akan bikin kita Sukses, tapi

Strategic Solution to VUCA

Gambar
Dalam menghadapi jaman yang semakin berubah ini, kita dihadapkan pada ketidak pastian. Apa yang mebuat kita sukses dulu, sekarang tidak lagi. Apa yang dulu jelas, sekarang jadi kabur. Semua nya serba tidak pasti, semuanya ambigu. Lalu apa yang harus kita lakukan? VUCA terdiri dari 4 elemen: Volatility (Kecepatan Perubahan), Uncertainty (Ketidakpastian), Complexity (Kompleksitas), Ambigity (Ketidak-jelasan akan Realitas). Ini adalah jaman baru, yang  penuh ketidak pastian keadaan. Yang membutuhkan sebuah strategi solusi. Ada 4 strategi yang dapat membuat kita lebih baik dalam menghadapi VUCA ini. Satu. Agile Learning. Belajar terus menerus dengan tangkas. Karena perubahan bisnis yang tidak ada habisnya, maka perbaikan dan pembelajaran jadi kunci. Menciptakan suasana bejalar yang kondusif di perusahaan, mempelajari hal2 yang bahkan bukan bidang kita, serta memperkaya skills kita dalam banyak hal akan membuat kita semakin mampu menghadapi perubahan yang cepat ini. Dua.

4 Tahap Dilarangnya Riba dalam Al-Quran

Gambar
MENETAPKAN bunga dalam urusan pinjam-meminjam adalah sesuatu yang dilarang dalam agama Islam. Masyarakat muslim mengenal yang demikian itu sebagai Riba. Riba secara istilah teknis berarti pengambilan tambahan dari harta pokok atau modal secara batil. Sekecil apapun bentuk riba itu, tetaplah kita dilarang melakukan praktiknya dalam kehidupan sehari-hari. Berikut penjelasan dari dalil-dalil yang menjadi sumber larangan tersebut: Larangan riba yang terdapat dalam Al-Qur’an tidak diturunkan sekaligus, melainkan diturunkan dalam empat tahap. Tahap pertama, menolak anggapan bahwa pinjaman riba yang pada zahirnya seolah-olah menolong mereka yang memerlukan sebagai suatu perbuatan mendekati atau taqarrub kepada Allah SWT. Firman Allah SWT: “Dan, sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar dia menambah pada harta manusia, maka riba itu tidak menambah pada sisi Allah. Dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk mencapai keridhaan Allah, maka (yang berbuat dem

3 (+1) Cara Bangkit Dari Bangkrut Yang Tidak Pernah Anda Pikirkan Sebelumnya

Gambar
Semua pasti gak mau bangkrut. Rasanya langit mau runtuh, mata berkunang-kunang dan tiba-tiba saja badan jadi lemes selemes-lemesnya. Di kamus bahasa Indonesia, bangkrut artinya menderita kerugian besar hingga jatuh; gulung tikar. Kalau sahabat saya, Mas Jaya Setiabudi mengartikan bangkrut (dalam bukunya : Kitab Anti Bangkrut) sebagai : tidak ada duwit untuk melanjutkan aktivitas bisnis. Sejauh dari yang saya pelajari, ada dua sikap lanjutan yang bisa muncul setelah mengalami kebangkrutan. Yang pertama adalah betul-betul jatuh, pesimis dan mati (kebanyakan bunuh diri). Atau bangkit lagi, berusaha belajar dari kebangkrutannya dan bangkit kembali. Jujur saja, memilih untuk mati jauh lebih mudah jalannya daripada melanjutkan apa yang tersisa. Tapi tentu saja, resiko ditanggung sendiri. Kalau anda memilih untuk bangkit lagi, disini juga ada resiko yang harus ditanggung. Bisa jadi anda menjadi semakin pusing karena hutang akan menumpuk atau bergerak pelan-pelan sesuai dengan kemampuan,

JIKA ANDA KORBAN PENIPUAN, PENGGELAPAN DAN PEMERASAN

Gambar
Dasar hukum Penipuan adalah pasal 378 KUHP dengan ancaman hukuman maksimal 4 tahun penjara. Dasar hukum Penggelapan adalah 372 KUHP dengan ancaman hukuman maksimal  4 tahun penjara atau pidana denda paling banyak Sembilan ratus rupiah. Dasar hukum Pemerasan adalah pasal 368 KUHP, ancaman pidana penjara paling lama sembilan tahun. Pasal 368 ayat (1) KUHP Barang siapa dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan hukum, memaksa seorang dengan kekerasan atau  ancaman kekerasan untuk memberikan barang sesuatu, yang seluruhnya atau sebagian adalah kepunyaan orang itu atau orang lain, atau supaya membuat hutang maupun menghapuskan piutang, diancam karena pemerasan, dengan pidana penjara paling lama sembilan tahun. Jadi jika anda merasa jadi korban dari salah satu atau semua dari hal-hal tersebut diatas maka jangan segan-segan laporkan kejadian itu terhadap aparat kepolisian dengan disertai bukti-bukti dan para saksi. Kalau bisa tulis urutan

Bagaimana menjadi "Menawan"?

Gambar
Sering kita mengenal orang yang tidak terlalu cantik atau tampan, tapi sangat “charming”; menawan, memikat, membuat orang lain menyukainya. Sebenarnya apa yang membuat orang merasa seseorang itu menawan, atau membosankan? Agak sulit menjelaskan mengapa, kata teman ketika saya tanya, “tapi dia selalu membuat saya tertarik, ada “magnet” nya. Apalagi kalau ngobrol lama dengannya.” Ada 5 hal yang membuat orang menjadi menawan, “5 A” adalah kuncinya: Acceptance, atau penerimaan, adalah sebuah sikap menerima orang lain tanpa sinis-tisme atau sikap memandang rendah. Sikapnya positip dalam menerima orang lain “apa adanya”. Dengan sikap yang tulus berbagi senyum dan tawa, tanpa sebuah pengharapan akan balasan.Tidak ada iri, hanya ada senyum. Appreciation, penghargaan, adalah A kedua. Selalu tulus mengatakan “terimakasih.” Sering dari sinar matanya saja kita tau dia berterimakasih dan menghargai, dan membuat kita merasa terhormat. Mata yang berbinar, gerak tubuh menghargai orang, m

Integritas dan Komitmen dalam Bekerja

Gambar
“Komitmen adalah sesuatu yang membuat seseorang membulatkan hati dan tekad demi mencapai sebuah tujuan, sekalipun ia belum dapat mengetahui hasil akhir dari tujuan tersebut. Berjerih payah dan berkorban demi menyelesaikan "T u j u a n n y a" sekalipun semua orang meninggalkannya.” (Anonym) Integritas merupakan salah satu atribut terpenting/kunci yang harus dimiliki seorang pemimpin. Integritas adalah suatu konsep berkaitan dengan konsistensi dalam tindakan-tindakan, nilai-nilai, metode-metode, ukuran-ukuran, prinsip-prinsip, ekspektasi-ekspektasi dan berbagai hal yang dihasilkan. Orang berintegritas berarti memiliki pribadi yang jujur dan memiliki karakter kuat. Integritas itu sendiri berasal dari kata Latin “ integer ”, yang berarti: Sikap yang teguh mempertahankan prinsip , tidak mau korupsi, dan menjadi dasar yang melekat pada diri sendiri sebagai nilai-nilai moral. Mutu, sifat, atau keadaan yang menunjukkan kesatuan yang utuh sehingga memiliki potensi

INTEGRITAS UNTUK MENCAPAI BISNIS YANG BERKELANJUTAN

Gambar
“Ketika karyawan bekerja tanpa integritas, maka kecerdasan dan segala kehebatan mereka menjadi potensi kerugian bagi perusahaan.” Bisnis yang tumbuh terus-menerus adalah cara untuk mencapai kinerja bisnis yang berkelanjutan. Diperlukan karakter kerja karyawan yang hebat dan andal dalam memperjuangkan kesuksesan bisnis di setiap situasi. Kesadaran untuk menjadikan integritas sebagai nilai dasar pribadi dan nilai dasar di tempat kerja, akan menciptakan perilaku kerja yang andal dan hebat untuk mencapai kinerja bisnis terbaik. Integritas karyawan adalah fondasi untuk membangun kinerja dan prestasi bisnis terbaik. Integritas menghasilkan perilaku kerja yang jujur, bertanggung jawab, disiplin, etis, terpercaya, rajin, tekun, andal, dan melayani perusahaan dengan sepenuh hati. Integritas adalah sebuah nilai yang harus dijadikan fondasi untuk semua perilaku kerja, agar pekerjaan yang dikerjakan itu berkualitas tinggi dan sesuai tujuan. Karyawan dengan integritas selalu sadar untuk m