Yang Abadi Adalah Perubahan itu Sendiri

Yang Abadi Adalah Perubahan itu Sendiri

Mengutip pemikiran Herakleitos, “Panta rhei kai uden menei,” yang berarti semuanya mengalir dan tidak ada sesuatu pun yang tinggal tetap. Herakleitos menganalogikannya dengan aliran air sungai.Katanya,”Kita tidak akan turun ke aliran sungai yang sama. Sebab, air sungai yang mengalir saat ini tentu berbeda dengan air sungai yang mengalir beberapa menit kemudian. 

Setiap perubahan menciptakan impresi-impresi yang membuat hidup terasa lebih hidup. Seperti tag iklan kripik kentang, “Life is never flat.” Begitulah pengaruh perubahan terhadap hidup kita. Meskipun tak bisa dipungkiri, perubahan seringkali mengagetkan. Terlebih jika dia mengubah hidup kita besar-besaran, seperti ditinggal orang-orang tercinta atau kehilangan pekerjaan. Kai uden menei, tidak ada sesuatu pun yang tinggal tetap. Oleh karena itu, kita harus mampu membangun kekuatannya sendiri. Perubahan seharusnya mengajarkan kita agar meminimalkan ketergantung kepada orang lain di luar dirinya. Ketergantungan, baik terhadap hal materi maupun nonmateri, bisa membuat seseorang kehilangan kepercayaan diri;cengeng. 

Sebagai manusia, kita harus bersiap dan mempersiapkan diri menghadapi apa pun dalam kondisi apa pun. Kesadaran ini juga mengingatkan kita agar berhati-hati dalam melangkah, dalam menentukan impian. Hidup tak pernah kita ketahui bagaimana perjalanannya. Mungkin akan ada di jalan lurus hingga ajal datang menjemput. Bisa juga terkaget-kaget saat jalan hidup yang harus dilalui berkelok-kelok tiada akhir. Namun demikian, dengan kecerdasannya, manusia pasti bisa mengatasi apa pun yang datang dalam hidupnya. Satu hal yang harus diingat,”Tuhan tidak akan memberi hamba-Nya cobaan melampaui kemampuannya.” Manusia pasti bisa mengatasi pahit getirnya kehidupan dengan akal dan hati nurani yang Tuhan anugerahkan kepadanya. Manusia sebagai mahluk monodualistik mempunya kemampuan luar biasa dalam mengatasi semua masalah kehidupan.