Kunci Sukses Alex Chandra Besarkan BPR Lestari
Asal ada kemauan, pasti ada
jalan. Keluarga menyayangkan keputusan Alex P. Chandra mengundurkan diri dari
jabatan kepala cabang PT Bank Central Asia Tbk. Padahal, jabatan itu diraih
dengan susah-payah selama tiga tahun usai Alex lulus dari Management Development
Programme pada 1995. Bersama dua rekannya, ia membeli BPR Lestari yang nyaris
bangkrut seharga Rp 300 juta.
Pria kelahiran Rangkasbitung 26
September 1969 ini sempat menyesali keputusannya meninggalkan BCA dan membeli
BPR Lestari. Selama 4 tahun pertama, ia tidak bisa berbuat banyak selain
mengikuti irama kerja yang ada. Memang nasabah mereka sudah 6.000 orang. Namun,
transaksi nyaris tidak ada karena saldo yang tak bertambah.
Minimnya kepercayaan terhadap
BPR, termasuk dari relasinya selama masih berkarier di BCA, membuatnya sulit
bergerak. Kalaupun ada nasabah yang punya dana besar, mereka masih punya
hubungan keluarga dengannya. ”Jangankan orang lain, teman sendiri saja tidak
ada yang percaya menaruh uangnya di BPR Lestari,” ujarnya.
Jangankan memilih orang terbaik,
iklan lowongan kerja yang mereka tawarkan tak direspons masyarakat. Tak satupun
yang melamar sehingga jumlah karyawan tak bertambah hanya 15 orang. Diputuskan
untuk membenahi karyawan yang sudah ada. Satu demi satu tahap pelatihan berhasil
dilewati. Selanjutnya, perbaikan terus-menerus dilakukan.
Harapannya, sumber daya manusia
yang berkualitas akan memperbaiki proses dan ujung-ujungnya meningkatkan
pendapatan dan laba perusahaan. Momentum kebangkitan baru dirasakan Alex di
tahun 2003, saat ada orang yang percaya dengan mendepositokan uangnya sebesar
Rp 25 juta di BPR Lestari.
Alex memindahkan kantor yang
sebelumnya di Jl. Setiabudi Kuta menuju pusat kota Denpasar, Jl. Teuku Umar,
yang merupakan jalan utama tempat beroperasinya bank-bank besar, walau untuk
itu Alex harus merogoh kocek hingga Rp 600 juta untuk mengontrak disaat profit
BPR nya saat itu hanya Rp 300 juta.
Bisnis BPR Lestari makin
menggurita. Asetnya terus membesar dari Rp 19 miliar pada 2003 menjadi Rp 30
miliar (2004) dan Rp 50 miliar (2005) sekaligus menjadi BPR terbaik no 1 di
Bali dan no 6 terbaik di Indonesia. Per Juni 2015, aset BPR Lestari sudah Rp 2,7
triliun, tumbuh 4 kali lipat dibanding 2010. “Kami menjadi market leader dengan
12 kantor di Denpasar dan 400 orang karyawan,” katanya.
Menurut dia, kunci sukses ada di
layanan yang berkelas sembari melakukan pendekatan personal. Perseroan juga
tidak pernah mengenakan pinalti jika ada nasabah yang mendadak ingin mencairkan
depositonya. Dengan begitu, kepercayaan masyarakat akan terus mekar. Perseroan
juga menjanjikan kecepatan kepada pemohon kredit.
Kini, BPR Lestari sudah memiliki
sekitar 1.560 nasabah premium yang disebut Lestari First dengan nilai deposito
minimal Rp 250 juta. Yang tertinggi adalah The Royal yakni nasabah dengan
deposito diatas Rp 2,5 miliar yang berjumlah 200 orang. (Reportase: Silawati)
sumber : swa.co.id