5 LANGKAH Membangun Bisnis Menguntungkan Ala Abdurrahman Bin Auf
Bagaimanakah sebenarnya cara berbisnis yang menguntungkan, namun
tetap bisa memperoleh keberkahan dari bisnis tersebut?
Tentu jika kembali menapak tilas ke zaman Rasulullah, terdapat salah
satu sahabat Rasulullah yang terkenal dengan kemampuan bisnis dan
perdagangannya, yaitu Abdurrahman bin Auf yang dipersaudarakan dengan
Saad bin Rabi.
Begitu tiba di Madinah, Saad berkata kepada Abdurrahman,
“Wahai saudaraku, aku adalah penduduk Madinah yang kaya raya. “
“Silakan pilih separuh hartaku dan ambillah”
“Dan aku mempunyai dua istri”
“Pilihlah salah satu yang menurut anda lebih menarik dan akan aku
ceraikan dia supaya anda bisa memperistrinya.”
Abdurrahman pun menjawab,
“Semoga Allah memberkati anda, istri anda dan harta anda.
Tunjukkanlah jalan menuju pasar.”
Dengan izin Allah, Abdurrahman menjadi sahabat Rasulullah yang banyak
membawa manfaat untuk umat Islam karena bisnis dan perdagangannya.
Nah, rekan-rekan sekalian tentunya kita pun juga perlu mengetahui, apa
saja kiat2 yang dilakukan oleh Abdurrahman Bin Auf, yang menjadi teladan bagi
ilmu bisnis dan perdagangan yang Islami.
1.Modal tidak harus selalu berawal dari Uang (Harta)
Memang tidak ada bisnis yang bisa dimulai tanpa modal. Namun, banyak
dari pelaku bisnis yang sering mengaitkan bahwa Modal = Uang.
Tentunya ada Modal yang harus dimiliki oleh setiap pelaku bisnis,
yaitu MENTAL KAYA. Dan Mental kaya lebih penting daripada kaya.
Abdurrahman memulai bisnisnya dari nol dan mampu mengumpulkan kekayaan
lebih banyak karena dia memiliki mental kaya.
Bentuk dari mental kaya ini adalah selalu mau memberi bukan
hanya menerima, siap dengan kerasnya usaha, tangguh,
bersungguh-sungguh dalam usaha dan meyakini keberhasilan usahanya.
Perhatikan perkataan Abdurrahman bin Auf dalam meyakini
keberhasilannya. Beliau berkata,”Seandainya aku membalik sebuah batu, maka,
aku akan menemukan emas atau perak.”
2.Paham seluk beluk perdagangan
Abdurrahman bin Auf tidak hanya bermodalkan harta dan mental kaya.
Tapi, beliau juga memahami secara mendalam seluk beluk perdagangan
secara teknis di Madinah. Abdurrahman mengetahui kondisi pasar.
Sesampainya di Madinah, Abdurrahman mendatangkan minyak samin dan keju
dari wilayah lain untuk dijual di Madinah. Hal ini menunjukkan bahwa
Abdurrahman paham betul masalah supplier, jalur distribusi, networking,
marketing, dan juga selling di Madinah.
Beliau juga menjalankan strategi dalam memilih jenis usaha, serta
selektif dalam memilih kualitas barang dan layanan yang mengandalkan kejujuran.
3.Memiliki kepribadian teladan
Persahabatan yang dianjurkan dalam Islam menjadi salah satu dasar yang
mendorong keberhasilan Abdurrahman.
Abdurrahman dikenal memiliki kepribadian yang baik sampai sempat
menjadi kandidat pengganti Khalifah sebelumnya, namun jiwanya yang tidak
ambisius mengarahkannya untuk mundur.
Beliau dikenal sebagai seseorang yang berpenampilan sederhana.
Meskipun sudah menjadi saudagar yang kaya raya, beliau tidak lantas
lari dari kewajiban perang, di tubuhnya paling tidak terdapat 20 bekas luka,
beberapa gigi seri yang patah, serta kaki yang pincang akibat
peperangan melawan kaum kafir.
4.Rajin berinfak dan bersedekah
Abdurrahman bin Auf saat sudah berdagang, beliau meniatkan semua
hartanya untuk diinfakkan di jalan Allah semaksimal mungkin.
Saat perang Tabuk, beliau menginfakkan 200 uqiyah setara dengan 5,95
kg emas, apabila 1 gram emas setara 500 ribu rupiah, maka, Abdurrahman bin Auf
sudah memberikan 2,9 milyar dalam perang Tabuk.
Abdurrahman bin Auf yang pernah menjual tanah seharga 40 ribu dinar
setara 90,4 milyar, uang tersebut dibagikan kepada Bani Zuhrah dan orang-orang
fakir dari kalangan Muhajirin dan Anshar.
Begitulah saat seseorang membantu agama Allah, Allah akan membantunya.
Siapa yang memberi pinjaman kepada Allah, akan dilipatgandakan. Abdurrahman bin
Auf bertambah kaya karena menginfakkan hartanya di jalan Allah. Allah berfirman
dalam qur’an surat Al Baqarah ayat 245,
“Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang
baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah), maka Allah akan melipatgandakan
pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak. Dan Allah menyempitkan dan
melapangkan (rizki) dan kepada-Nya lah kamu dikembalikan.”
5.Melibatkan Allah subhanahu wa ta’ala
Cara bisnis dengan melibatkan Allah akan membuat bisnis yang kita
jalani mencapai kejayaan dan kesuksesan. Bagaimana cara melibatkan Allah?
Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda,
“Barangsiapa membantu menghilangkan satu kesedihan (kesusahan)
dari sebagian banyak kesusahan orang mu’min ketika di dunia, maka Allah akan
menghilangkan satu kesusahan (kesedihan) dari sekian banyak kesusahan dirinya
pada hari kiamat kelak. Dan barangsiapa yang memberikan kemudahan (membantu)
kepada orang yang kesusahan, niscaya Allah akan membantu memudahkan urusannya
di dunia dan di akhirat. Dan barangsiapa yang menutupi aib orang muslim,
niscaya Allah akan menutup aibnya dunia dan akhirat. Sesungguhnya Allah akan
selalu menolong seorang hamba selama dia gemar menolong saudaranya.” (HR.Muslim)
Abdurrahman menjadi sahabat yang mengendalikan hartanya, bukan seorang
budak yang dikendalikan oleh hartanya. Ia tidak mau celaka dengan menyimpan
harta, ia mengumpulkan dengan santai dan dari jalan yang halal, tetapi, ia
tidak menikmatinya sendirian.
Orang-orang Madinah pernah berkata,
“Seluruh penduduk Madinah berserikat (menjalin usaha) dengan
Abdurrahman bin Auf pada hartanya. Sepertiga dipinjamkan kepada mereka,
sepertiga digunakan untuk membayar hutang mereka, dan sepertiga sisanya
diberikan dan dibagi-bagikan kepada mereka.”
Abdurrahman dan penduduk Madinah saling mendahulukan kepentingan
saudaranya, sehingga Allah membukakan keberkahan dan Allah membukakan peluang
menguasai ekonomi umat.
Bahkan, pasar Madinah yang tadinya dikuasai Yahudi berpindah ke tangan
Muslimin. Berawal dari sikap tolong-menolong (ta’awun) sesama muslimin, lalu
saling memecahkan masalah saudaranya, dan menjadi penguasa ekonomi saat itu.
Inilah hasil dari mematuhi hukum Allah.